APENSO INDONESIA

header ads

MANUSIA NEW NORMAL

MANUSIA NEW NORMAL



Oleh: Gempur Santoso


Manusia bisa hidup di mana saja. Di dunia ini. Di kutup, dingin, ada manusia. Di daratan, ada manusia. Di gunung, ada manusia. Di hutan ada manusia. Di gurun pasir, panas, ada manusia. Di mana saja ada manusia. Bisa hidup. Itu pertanda bahwa manusia bisa adaptasi dengan lingkungan di mana saja. Lingkungan apa saja.

Secara individu manusia memiliki kepribadian masing - masing. Secara sosial, manusia berkelompok. 

Setiap kelompok manusia memiliki pemimpin. Itu alamiah akan muncul pemimpin. Tentu saja pemimpin yang melindungi individu - individu, agar bisa hidup bersama.

Keadilan adalah harapan setiap manusia. Keadilan dalam arti sesuai tempat masing - masing, hak dan kewajiban masing - masing.

Oleh karena itu. Setiap manusia dalam kesadarannya, tidak mau dijajah manusia lain. Manusia tidak mau hak nya dikuasai orang lain.

Tetapi, manusia ada yang tanpa sadar. Atau sadar dilakukan, melakan keserahan. Atau kerakusan. Terhadap manusia lain. Tanpa batas.

Itulah di dunia. Keseimbangan terjadi adanya negatif (tidak baik) dan positif (baik). Tinggal pilih, kita masuk golongan mana.

Kesadaran manusia. Selalu ingin baik, tetapi tidak mampu melakukan. Akhirnya mengkluflase atas kejahatannya, serba seolah - olah. Menjadi repot, sibuk menutupi kejahatan di mata masyarakat luas.

Serahkan pada ahlinya. Ahli dalam keilmuannya. Tentu akan menjadi baik.

Kadang keserakahan manusia. Agar secara lapisan luar dikatakan baik. Orang lain takut untuk tidak mengatakan baik. Atas ancaman manusia yang tidak baik. Secara langsung atau tidak langsung.

Oleh karena itu. Manusia yang masyarakat ini. Selalu berharap memiliki pemimpin: amanah (bisa dipercaya), aseptabilitas (diterima masyarakat banyak), tabliqh (mampu memberi komamdo kebaikan), dan sidik (tahu yang benar dan yang tidak).

Harapan masyarakat itu. Kadang terkena kamuflase atas buatan: popularitas, seolah banyak ilmu padahal sedikit ilmu. Bisa dikata "demokrasi buatan" bukan demokrasi alamiah yang sebenanya.

Selama hidup masih tergantung pada benda. Tergantung pada benda lain. Maka akan menjadi boneka yang digantungi itu. Bergantunglah pada Illahi Sang Maha Pembuat Hidup saja. Karena semua manusia adalah ciptaanNya.

Jadilah pada golongan baik. Selama berfikir baik (tidak jahat), merencanakan kebaikan (bukan kejahatan), dan melakukan kebaikan (bukan kejahatan). Maka, akan berwujud kebaikan bukan kejahatan. Tak perlu propaganda. Ikhlas saja tanpa bicara.

Tetap besyukur kita diciptakan dalam kelompok baik. Inna akmaluhu biniati. Sesungguynya segala urusan akan menjadi amalan tergantung dari niatnya.

Salam sehat untuk semua...hiduplah dengan sehat: rapi, bersih, tidak kumuh....aamiin yra. Sederhana, tanpa penyimpangan artifisial yang membuat repot tidak terima atas pemberian Tuhan.

Rasanya perubahan zaman ke new normal seperti itu. Manusia kembali yang sebenarnya: ke alam, sederhana, bersih. 

(GeSa)








Posting Komentar

0 Komentar