APENSO INDONESIA

header ads

MAKANAN APEM KHAS MAKANAN JAWA YANG HARUS DI LESTARIKAN, JANGAN SAMPAI PUNAH

“MAKANAN APEM KHAS MAKANAN JAWA
YANG HARUS DI LESTARIKAN, JANGAN SAMPAI PUNAH”

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia


Kue Apem adalah makanan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan telur, santan, gula dan tape serta sedikit garam kemudian dipanggang. Bentuknya mirip serabi, hanya saja lebih tebal. Kata apem berasal dari bahasa Arab afuum yang berarti pemberian maaf (ampunan) atau pengayoman.

Asal mula kue apem ini bermula ketika Ki Ageng Gribig yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya membawa kue ini saat kembali dari perjalanan tanah suci. Ia membawa oleh-oleh berupa tiga buah makanan. Namun karena terlalu sedikit, kue apem ini dibuat ulang oleh istrinya. Setelah jadi, kue-kue ini kemudian disebarkan kepada penduduk setempat. 

Pada penduduk yang berebutan mendapatkannya Ki Ageng Gribig meneriakkan kata “yaqowiyu” yang artinya “Tuhan berilah kekuatan.” Makanan ini kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai Kue Apem, yakni berasal dari saduran bahasa Arab “afuum” yang bermakna ampunan. Tujuannya adalah agar masyarakat juga terdorong selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta. 

Lambat laun kebiasaan ‘membagi-bagikan’ Kue Apem ini berlanjut pada acara-acara syukuran. Kue Apem sangat akrab dengan orang Jawa, karena kue ini tidak hanya dipandang sebagai makanan, tetapi juga sebagai bentuk doa untuk memperoleh pengampunan dan pengayoman. 

Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa Unsur Sesaji di Pasar-Pasar Tradisional Kabupaten Bantul, menulis bahwa hampir semua ritual upacara tradisional Jawa menggunakan apem sebagai sesaji. Misalnya dalam upacara selama masa kehamilan, upacara tradisional sunatan, upacara pernikahan, sampai upacara kematian. 

Bahkan, tradisi-tradisi unik di Jawa juga terkait dengan kue ini. Selain itu, juga ada upacara ngapem di lingkungan Keraton. Kemudian ada upacara Ruwahan yang kegiatan utamanya membuat kue apem. Ruwahan dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan. Kue Apem pada upacara ini bermakna permohonan ampun agar bersih dari dosa sebelum menjalankan ibadah puasa. 

Selain itu, terdapat pula upacara sebar apem yang dikenal dengan nama Upacara Yaa Qo Wi Yuu. Pada upacara ini, Kue Apem disebar sebanyak 4 ton apem yang diperebutkan oleh warga. Apem yang didapat pada upacara ini dipercaya dapat menyuburkan tanah, melariskan jualan, dan lain-lain.

Makanan Apem selalu ada bila ada orang yang meninggal, termasuk ketika bulan suci Ramadhan. Apem adalah menjadi makanan favorit di bulan suci Ramadhan, seperti Ramadhan 1442 H Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada saat megengan menerima kiriman Apem banyak dari tetangga – tetangga dan Penulis juga mendapatkan kiriman dari Sahabat Penulis yaitu kak SYAHRUL, S.Pd alumni jurusan Matematika UNIPA Surabaya yang merupakan Pelatih Pramuka dan Pelatih Panahan di SMP PGRI 6 Surabaya. 

Dimana Kak SYAHRUL, S.Pd membawa Apem waktu malam Megengan, sebelum sholat Maghrib Apem tersebut di antar ke rumah Penulis. 
#TantanganGuruSiana  
#dispendikSurabaya 
#Guruhebat



Posting Komentar

0 Komentar