APENSO INDONESIA

header ads

Perlu Kaum Peduli Orang Miskin Agar Bisa Ikut Platform Digital

Perlu Kaum Peduli Orang Miskin Agar Bisa Ikut Platform Digital

Oleh: Suryadi

Derector of Education Apenso Indonesia


Masalahnya, orang miskin tidak punya akses permodalan, pendidikan yang cukup, dll. Sehingga sulit untuk berkoalisi dengan orang super kaya.

Contoh, ada peluang orang miskin bisa mengikuti bisnis on line di tingkat global dengan bergabung pada market place global (misal, Amazon, Alibaba, E-bay, dll). Masalahnya untuk bisa masuk dalam market place global perlu merintis dan perlu waktu agar dikenal konsumen global. 

Dalam masa merintis, butuh biaya hidup, butuh komputer/laptop, butuh biaya wifi, dll. Ini biayanya tidak murah bagi orang miskin.

Saya telah mengamati beberapa praktisi market place global, mereka baru bisa deal dengan konsumen sehingga memperoleh fee butuh waktu minimal sekitar 2 tahun bahkan lebih. Mereka ini rata - rata berasal dari kelas menengah.

Kelas menengah. Mereka sudah memiliki knowledge, biaya hidup, sarana komputer, biaya operasional wifi, dll. Sehingga, kelas menengah punya daya tahan untuk merintis agar bisa ikut dalam sistem market place global, dan kelas menengah lebih dulu menikmati tetesan pertumbuhan ekonomi/ trickle down effect.

Adakah hartawan dermawan yang murah hati mau men-support kelompok miskin, agar bisa ikut dalam sistem market place global? ini masalahnya.

Market global sangat terbuka untuk kelompok miskin. Masalahnya untuk bisa ikut dalam market place global tidak mudah untuk kelompok miskin.

Tidak mudah bagi kelompok miskin untuk bisa masuk dalam platform digital sekarang dan yang akan datang.

Jadi yang berpeluang bisa ikut dalam platform digital sekarang ini kelompok menengah, bukan kelompok miskin.

Jadi kaum yang peduli orang miskin, perlu lebih mendorong kelompok menengah agar bisa ikut dalam platform digital, dengan tanpa melupakan kelompok miskin. Kaya, tidak memeras, banyak amal. ***






Posting Komentar

0 Komentar