APENSO INDONESIA

header ads

ASA PERUPA SIDOARJO YANG TERTUNDA (REFLEKSI PENGEMBANGAN SENI RUPA SIDOARJO)

ASA PERUPA SIDOARJO YANG TERTUNDA
(REFLEKSI PENGEMBANGAN SENI RUPA SIDOARJO)

Oleh : Kris Mariyono
Director Jurnalism
apensoindonesia.com

Pengembangan potensi Seni Rupa khususnya seni lukis selama kurun waktu satu belakangan kurang menunjukan geliat yang menggembirakan. Gelar pameran lukisan hampir jarang digelar selama kurun waktu satu tahun termasuk aktifitas On The Spot (Melukis langsug) di wilayah kota Sidoarjo. Kegiatan pameran seni lukis baik tunggal maupun bersama hanya tercatat beberapa kali yang dapat dihitung dengan jari itupun untuk pameran bersama.

Di tahun 2019 tercatat satu kali pameran yang bertajuk "Nandur" digelar akhir November selama hampir dua minggu. Pameran yang melibatkan 16 perupa Sidoarjo ini memang mempunyai keunikan tersendiri bertempat di sebuah gedung milik Pemkab Sidoarjo yang biasanya disewakan kepada pihak swasta namun beberapa tahun terakhir tidak terpakai sekaligus tidak terawat. Dengan bekal niat yang tulus beberapa perupa dari komunitas Sidoarjo Kreatif Forum (Sirif) berupaya mewujudkan  ruang pameran berstandar meski tempatnya berdekatan dengan pasar trasidisional.

Hadirlah Delta Art Space (DAS) yang mampu memberikan obat kerinduan bagi perupa Sidoarjo memajang karyanya khususnya lukisan seperti fasilitas galeri di Surabaya dan Jakarta. Keberadaan DAS menurut perupa Sidoarjo Sigit Crueng yang merancang sekaligus mewujudkan ruang pamer tersebut, lokasi DAS sebenarnya strategis di tengah kota Sidoarjo, selayaknya dapat menjadi tempat untuk menyalurkan ekpresi kreasi bagi perupa Sidoarjo
yang selama ini harus berpameran di Surabaya. Persoalan aset Pemkab yang berada dibawah naungan PDAU seharusnya bisa menghasilkan finansial namun realitasnya belum mampu memberikan kontribusi optimal bagi Pemkab Sidoarjo. Sehingga, jika DAS tetap digunakan sebagai ajang pengembangan kreasi seni pelaku kesenian di Sidoarjo konsekuensinya harus menanggung beban listrik. lni yang menjadi persoalan bagi pelaku kesenian merasa berat dikarenakan harus mengeluarkan biaya non produksi yang tidak sedikit.

Harapan tertumpu kepada Dewan Kesenian Sidoarjo yang berfugsi menfasilitasi dan memediatori antara pelaku kesenian utamanya perupa guna memecahkan solusi pemanfaatan aset Pemkab untuk kepentingan memajukan dunia kesenian di Sidoarjo hingga ke jenjang Nasional-Internasional. Agenda pameran seni rupa di Sidoarjo meski tidak segencar yang  dilakukan di Surabaya, namun minimal di Sidoarjo di tahun 2019 ada geliat pengembangan dalam aktifitas pameran. Memang aktifitas pameran baik tunggal maupun bersama banyak dilakukan di luar kota Sidoarjo seperti, Surabaya, Batu, dan Jakarta. Perupa (Pelukis) Sidoarjo di tahun 2019 yang berpameran di Jakarta Amdo Brada (Tunggal, Januari), Rojib Banjarsari, dan Edi Kuas (Bersama dengan perupa berbagai daerah, Oktober), di Surabaya (Beny Dewo bergabung dengan Perupa dari berbagai daerah di Indonesia, November) Komperta (November) di Batu S.Wandi dan kawan-kawan. Di kelompok pelukis wanita Sidoarjo juga beraktifitas pameran di Surabaya seperti Novita Sechan, Fifien, Ani John, Arie Indrastuti, Endang Perca, Paulina Susi (Desember).

Diharapkan tahun 2020 geliat perkembangan seni rupa di Sidoarjo semakin maju dan membumi, meski tidak didukung fasilitas pameran yang relevan, hampir seadanya semisal Pendopo terbuka Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Gedung Juang 45 Sidoarjo. Lainnya memang ada fasilitas berstandar galeri seperti embrio yang terwujud Delta Art Space (DAS). Namun ibarat bayi tampaknya tidak akan tumbuh sehat dikarenakan berbagai hal sehingga perupa Sidoarjo harus tetap bersemangat dan berupaya terus "Nandur" sampai mampu memanen sebuah ruang pamer karya seni rupa yang represetatif. (Km)

Posting Komentar

0 Komentar