APENSO INDONESIA

header ads

MERDEKA DARI KEBODOHAN DAN MERDEKA DARI DIBODOHI

Catatan Hardiknas 2019:

MERDEKA DARI KEBODOHAN DAN MERDEKA DARI DIBODOHI

Oleh: Gempur Santoso

Pada alam kemerdekaan ini, seharusnya memang merdeka. Merdeka bukan bebas tanpa batas. Merdeka dari kebelengguan terhadap penyimpangan azas perikemanusiaan. Kemerdakaan dari penindasan manusia terhadap manusia.

Pendidikan punya peranan penting dalam pembebasan menjadi manusia merdeka. Ilmu agama, ilmu pengetahuan (ilmu sunattlulloh) mempunyai peranan penting membebaskan manusia. Kebodohan menjadikan manusia tidak merdeka. Sejak dulu manusia bodoh menjadi makanan manusia yg pintar. Manusia tidak pintar diserakahi manusia pintar. Dipenteri. Dibodohi. Manusia pintar berpendidikan (berkarakter) tidak akan menindas manusia kurang pintar, tapi mengemongnya.

Aturan atau kebijakan tanpa didasarkan ilmu, menjadi manusia tidak merdeka. Bahkan menjadikan kematian. Konyol. Apalagi aturan atau kebijakan didasarkan kebendaan (materi/keuangan), akan membuat pemiskinan rakyat. Menyerakahi rakyat, menyerkahi manusia atas manusia.

Aturan atau kebijakan bisa mematikan manusia. Hampir 300 orang KPPS meninggal dunia afek dari kebijakan pemilu serentak. Aturan pemilu serentak tidak didasarkan ilmu tentang manusia. Aturan itu sangat syarat didasarkan emosonal ingin efektif, sayang tak ada kajian ilmunya.
Jumlah yang meninggal dunia hampir sebesar insiden bom di Masjid di negara Srilanka pada April 2019, korban meninggal dunia sekitar 300 orang. Hampir sama dengan jumlah korban kebijakan pemilu serentak 2019.

Kebijakan pimpinan faktanya bisa membuat banyak manusia wafat. Tentu kebijakan atau atauran bisa juga memiskinkan rakyatnya. Salah satunya atauran lampu sepeda motor siang hari harus dinyalakan, menentang matahari. Tidak ada ilmu untuk nyalanya lampu motor saat matahari terang. Tentu rakyat menjadi boros sering mengganti dop lampu maupun aki motornya. Belum lagi kebijakan kebendaan lainnya yang memeras rakyat. Membuat pemiskinan rakyat.

Kebodohan tiada henti, indikasi pengekalan kebodohan. Jika rakyat pintar, kawatir kapitalis kehilangan pasar. Energi dalam negeri ini diperebutkan orang orang pintar dalam masyarakat dikekalkan kebodohanya. Hari Pendidikan Nasional 2019 semoga tonggak kemerdekan dari kebodohan, dan rakyat merdeka dari dibodoh bodohi, dibodohi.

Belajarlah biar pintar dan terdidik. Tidak membidohi sesama, tetapi bisa ngemong sasama. Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri hadayani. Bisa memerdekakan orong lain dari kebodohan. Bukan membodohi sesama mengekalkan kebodohan.

Semoga ke depan aturan atau kebijakan didasarkan ilmu sunattulloh (hukum Tuhan).

Merdeka
(GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar