APENSO INDONESIA

header ads

BERANTAS NARKOBA, MEMBUAT GENERASI HIDUP TIDAK MATIPUN TIDAK

Opini:
BERANTAS NARKOBA, MEMBUAT GENERASI HIDUP TIDAK MATIPUN TIDAK
Oleh: Gempur Santoso

Narkoba - narkotika dan obat obat terlarang. Merupakan ramuan memiliki daya ketagihan (psikotropika) sekaligus daya perusak sel otak yang dahsyat. Narkoba, sebuah bisnis untung besar sekaligus menjadikan generasi lemah intelektual (bodoh).

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN, 2018). Kalangan pelajar (SD, SLTP, SLTA) sebesar 24% telah terkena narkoba. Jumlah pelajar kita sekitar 50 juta orang. Jadi yang terkena sekitar 12,5 juta orang. Kalau bagi 3 tahunan rata rata sekitar 4 juta pelajar pertahun terkena narkoba.

Mengerikan. Tanpa perang, tanpa sejata api, tanpa bom. Generasi kita sudah menjadi bodoh (rendah intelektual). Mati tidak, hidup tidak...terkena narkoba. Menjadi beban keluarga utamanya. Juga beban negara.

Target organ narkoba adalah sel syaraf. Jika mengonsumsi narkoba, maka sel syaraf mengalami kematian secara nicrosis. Kematian nicrosis adalah kematian sel yg tak terprogram. Belum waktunya mati, sel lebih dulu mati. Dan, sel syarat tidak bisa reproduksi. Kalau sel syaraf mati, jumlah selnya berkurang.

Saat masih muda, sel syrarafnya banyak yang mati. Akhibat narkoba. Sel syarafnya tinggal sedikit. Ini yang mebuat intelektualnya rendah (generasi bodoh).

Kapitalis menciptakan narkoba. Bisnis yang sangat menguntungkan. Juga, melemahkan generasi muda yang sangat dahsyat. Menciptakan generasi bodoh permanen. Dengan generasi bodoh, mudah dibodohi, sebagai pangsa pasar permanen.

Kapitalis meciptakan narkoba. Sulit diberantas. Pengguna, pengedar, penjaga keamanan pun menjadi terkena. Menjadi mendapat keuntungan. Kalau lapas narkoba dijaga sipir juga terkena narkoba. Menjadi pemberantasan narkoba lingkaran syetan.

Ini yang menimbulkan, semakain diberantas jaringan narkoba. Semakin banyak jumlah narkoba yang beredar. Tentu semakin banyak generasi, menjadi hidup tidak, matipun tidak.

Sumber narkoba sulit diberantas. Jaringan sulit diberatas. Yang memberantas malah katut, mendapat keuntungan. Maka, langkah terakhir adalah menggencarkan tindakan preventif.

Preventif narkoba. Memberikan penyadaran bahayanya narkoba terhadap syaraf otak. Mejadi masa depan suram. Bahkan kehilangan masa depan.

Itu bisa dilakukan oleh para guru. Terutama guru biologi. Oleh orang tua. Oleh berbagai organisasi anti narkoba.

Semoga para alat kemanan negara segera sadar bahwa narkoba merusak generasi kita. Semoga gerakan preventif masif dunia pendidikan mampu membetengi generasi muda dari serangan narkoba.
(GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar