APENSO INDONESIA

header ads

NEGARA BY DESAIN UNTUK MAJU SEJAHTERA BERSAMA, HINDARI FEODALISME

Opini:

NEGARA BY DESAIN UNTUK MAJU SEJAHTERA BERSAMA, HINDARI FEODALISME
Oleh: Gempur Santoso
Managing Director APENSO Indonesia.

Setiap bangsa dan negara ingin merdeka. Berbagai negara bangsa belum merdeka, masih berjuang untuk merdeka. Negara dan bangsa yang telah merdeka, mempertahankan kemerdekaannya. Saat kemerdekaan terganggu, akan berjuang mengusir penjajah.

Hari pahlawan, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan dan sebagainya. Itu merupakan hari nasional negara Repuplik Indonesia. Merupakan hari peringatan saat bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Semangat nasionalisme yang mampu menggerakkan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Bahkan dalam cita cita bangsa Indonesia. Tertuang dalam pembukaan UUD 45 "kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan". Semangat saking lamanya mengalami dijajah. Semangat yang sangat lama sebagai bangsa terjajah.

Apa sifat penjajah yg membuat kesengsaraan bangsa. Salah satunya adalah feodal. Penganut feodal adalah feodalis. Kaum feodal adalah kelompok yang menguasai sosialpolitik suatu bangsa. Ketika sosial politik dikuasai, bersamaan menguasai tanah negara. Pengusaan tanah negara untuk kemakmuran kaum foidalalis, bukan untuk kemakmuran rakyat semua.

Jelas jelas feodalis adalah kelompok yang berfaham kapitalisme (kapital/harta). Mereka serakah, tak memiliki rasa keadilan sosial. Tak memiliki rasa teposliro, tak memiliki rasa tenggangrasa. Singkatnya tak memilki rasa perikemanusiaan.

Sistem paham penjajahan (imperialisme) sebagai alat kaum feodalis sekaligus sebagai kaum kapitalis. Sifat feodalis juga memiliki sifat menguasai sosioekonomi. Membuat jurang pemisah (disparitas) tinggi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa dalam suatu negara. Bangsa/rakyat ada yang sangat miskin bersamaan itu ada yang sangat kaya raya.

Kita sama sama dilahirkan di Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia. Memiliki presiden yang sama. Masih dalam pendapatan jauh berbeda.

Ada yang sehari berpendapatan rata rata Rp. 5 ribu perhari, bersamaan ada yang berpenghasilan Rp. 5 juta perhari. Ada guru yang berpenghasilan sebulan Rp. 450 ribu, bahkan ada yang di bawahnya.  Bersamaan ada yang berpenghasilan Rp. 4,5 juta perbulan, bahkan di atasnya. Disparitas ekonomi sangat tinggi.

Oleh karena itu. Dalam UUD45 pada pasalnya tertuang "bumi dan air dikuasai negara untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat Indonesia". Ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejahtera bersama secara adil. Tidak terjadi disparitas yang tajam.

Seharusnya jangan sampai terjadi tanah dan air dikuasai perorangan beratus ratus bahkan berjuta juta hektar. Jangan sampai tanah dan air dikuasai perusahaan, atau orang asing beratus ratus bahkan berjuta juta hektar. Orang asing harus sama sekali tak boleh memiliki tanah Indonesia. Semua itu membuat rakyat ada yg sengsara. Membuat disparitas segala bidang menjadi sangat tajam.

Jangan sampai tanah dan air dimakelarkan negara untuk kemakmuran rakyat. Pasti kemakmuran rakyat tak terjadi. Jangan sampai pemerintah yg bertanggung jawab mengelola negara, sekadar sebagai makelelar. Pemerintah wajib mengelola negara, bukan memakelarkan.

Pemerintah/negara, harus menguasai, harus mengelola tanah dan air negara untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Jika pengusaan dan pengelolaan tanah dan air bukan negara, pasti disparitas tajam, tak terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Negara dibangaun harus by desain. Desain negara yang dibuat para pejuang kemerdekaan. Atau, founding father bangsa Indonesia. Semua tertuang pada Dasar Negara yakni Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 asli. Tampaknya saat ini negara ini berjalan mengikuti angin atau mode international, lepas dari by desain. Ataupun tak mendesain ulang dalam implentasinya. Jangan sampai redesain dasar negaranya.
Salam Merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka. (GeSa).


Posting Komentar

0 Komentar