APENSO INDONESIA

header ads

PRESIDEN AMANAH, BANGSA SENDIRI JANGAN TERJAJAH LAGI

PRESIDEN AMANAH, BANGSA SENDIRI JANGAN TERJAJAH LAGI
Oleh: Gempur Santoso
MD: Asosiasi Pendidikan dan Sosial (APENSO) Indonesia.


Selaku bangsa Indonesia. Cinta Indonesia. Cinta kemerdekaan Indonesia. Wajib. Saya Indonesia, saya cinta Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia. Rasanya ikut sedih. Saat membaca, medengar berita impor. Impor gula, impor beras, impor garam dan lain lain. Pangan kok impor. Padahal negeri ini subur, laut luas. Semua itu mestinya bisa dikelola, diproduksi di negeri sendiri.

Sedihnya. Hampir mirip sedih saat tim sepa bola Indonesia kalah bertanding dengan negara lain. Begitu pula kesedihan muncul lagi. Saat hasil tambang atau energi bumi kita kurang menguntungkan. Gas LPG (liquid petrolium gas) impor, padahal  dalam bumi pertiwi negeri kita gudangnya LNG (liquid natural gas).

Apakah Anda juga ikut sedih?. Saya kurang tahu. Seharusnya ikut sedih.

Sedih lagi mendengar, membaca berita tambang dikuasai negara asing. Dolar naik, rupiah lemah. Dan sebagainya rasanya jadi rakyat kok dibuat kalah dan sedih.

Rasanya eman (getun). Kok dalam segala hal negara kita dikalahkan asing. Tenaga kerja asing berbondong bondong diijinkan bekerja di sini. Sementara bangsa sendiri banyak jadi pengangguran.

Orang asing dibolehkan membeli tanah/properti di negeri tercinta ini. Sementara bangsa sendiri banyak tak punya rumah. Menjadi gelandangn di kota. Di sana sini diobrak, diusir. Kumuh, mengotori, tak punya ijin mendirikan bangunan. Sedih dan menyedihkan.

Apalagi membaca dan mendengar berita koruptor. Korupsi berjamaah. Korupsi di mana-mana. Makin sedih. Pun juga tak bisa marah. Walau hati marah. Menjaga tetap sabar.

Peredaran narkoba tak kunjung terselesaikan. Malah berat bobot selundupan narkoba makin besar. Korban narkoba terus bertambah. Juga menyedihkan.

Kita harus menjadi bangsa Indonesia yang total (khafah). Jangan bimbang. Jangan mengaku mengelu-elukan sbg bangsa asing lainnya. Di sini ada kampung arab, kampung cina, kampung inggris, kampung melayu. Bahkan kuburan cino dan sebagainya. Semua itu Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia. Kita sudah menjadi bangsa Indonesia. Itu takdir.
Negeri ini ada kelemahan, ada kekurangan. Mari kita bangun Indonesia, bersama.

Yakinlah. Kita lahir di Indonesia, cari makan di Indonesia, nenek moyang di Indonesia. Leluhur pun dimakamkan di Indonesia. InsyaAlloh kita wafat pun dimakamkan di bumi Indonesia. Mari bersatu padu. Persatuan Indonesia. Membangun negeri Indonesia. Membangun bangsa Indonesia, bermartabat.

Atas berkat rahmat Allah dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka dengan ini kami menyatakan kemerdekaan Indonesia. Begitu kalimat teks dan berkumandang pembukaan UUD1945. Saya yakin kemerdekaan atas berkat dan  dari Tuhan. Dalam pikiran dan benak saya. Tuhan mengatakan hari ini (17 Agustus 1945) rela Indonesia jadi negaramu bangsa Indonesia. Hari ini disempurnakan Indonesia negaramu bangsa Indonesia. Tuhan rela Indonesia menjadi negaranya bangsa Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia. Marilah kita syukuri kemerdekaan ini. Dengan mengelola sebaik baiknya negeri ini. Jangan dijual, jangan dikontrakan ke negara dan bangsa lain. Amanah, istiqomahlah, duhai para umaroh bangsa Indonesia. Jangan sampai bangsa Indonesia punya presiden dari bangsa asing maupun menjadi presiden boneka bangsa asing.

Jangan sampai "terjajah" lagi. (GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar