APENSO INDONESIA

header ads

Revolusi Industri, Karakter dan Budaya




Revolusi Industri, Karakter dan Budaya



Oleh: Gempur Santoso
Direktur LPIK Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Managing Director Apenso



Jumlah manusia (penduduk) di dunia semakin bertambah. Jumlah kebutuhan manusia semakin meningkat. Kebutuhan itu, bisa berupa pangan, transportasi, komunikasi, sandang, tempat tinggal dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan menusia itu tidak lagi cukup disediakan secara produksi manual.

Industrialisasi dan berbagai temuan baru yang lebih efektif diperlukan. Industrialisasi merupakan proses produksi untuk penyediaan kebutuhan manusia secara masal (besar-besaran). Kebutahun diberbagai bidang. Komunikasi antar manusia untuk silaturahim ataupun sinergi diperlukan alat komunikasi yang murah dan mudah. Ini tak bisa dihindarkan.

Industrialisasi yang seharusnya sebagai proses produksi penyediaan kebutuhan manusia. Jangan sampai terbalik menjadi manusia sebagai alat produksi. Manusia dianggap dan diperlakukan sebagai mesin produksi. Jangan samapai manusia dijadikan robot bernyawa sebagai bagian alat produksi. Manusia harus tetap sebagai manusia. Manusia memiliki jasmani, rohani termasuk psikologis. Manusia harus tetap didudukan dan diperlakukan sebagai manusia.



Industrialisasi/Revolusi Industri, Kapitalis

Industrialisasi yang diawalai revolusi industri itu merubah perikehidupan dari pencaharian tradisional menjadi tradisi industrialisasi. Perubahan pencaharian ini sekaligus merubah budaya. Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.

Luluk Nura Yusfita (2017) pada hasil penelitaiannya menyebutkan bahwa revolusi industri juga membawa dampak yang luas pada, (1) Aspek ekonomi munculnya kapitalisme, dan adanya pengambilan lahan pertanian menjadi lahan industri, (2) Aspek sosial munculnya berkembangnya urbanisasi, munculnya revolusi sosial, (3) Aspek politik munculnya gerakan sosial, dan partai politik dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Akibat langsung dari revolusi industri ini adalah terbentuknya lapisan masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal. Dengan kekuatan modal, mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor induatri di Inggris. Dan para  pemilik modal inilah muncul istilah kapital (capital), yang artinya “modal”.



Saat ini dikatakan sudah masuk pada revolisi industri ke 4. Menurut Agus Puji Prasetyono (2017), perkembangan, perpaduan, modifikasi dan inovasi itu mendorong lahirnya “Revolusi Industri Jilid Empat”, yang terjadi pada 50 tahun lalu, yaitu ketika Indonesia menjadi sebuah Negara yang melahirkan perpaduan teknologi yang mampu mengaburkan “garis” dan “bentuk” menjadi algoritma digital sebagai pembeda. Bahkan memiliki kecepatan, ruang lingkup, dan sistem operasi digital yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Revolusi Industri Jilid Empat didominasi oleh teknologi digital yang  berkembang cepat, sehingga memerlukan strategi untuk menemukan pendekatan ideal yang melahirkan teori inovasi yang sesuai untuk melakukan berbagai perubahan nyata dalam seluruh sistem produksi, manajemen, dan birokrasi.





Kapitalisme, Karakter dan Budaya

Kelompok kapital atau pemilik modal. Manusia yang berfahan pelipatgandaan modal bisa disebut kapitalisme. Menurut Dahlan Iskan (2018) “tidak ada konsep dalam ajaran kapitalisme untuk mawas diri. Ajaran mawas diri itu seirama dengan tepo sliro. Mengharapkan kapitalis mawas diri sama dengan minta mereka meninggalkan serakah ajaran sucinya”.

Kalau kita perhatikan, Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Samasekali pendidikan di Indonesia tidak mengajarkan atau membentuk karakter manusia Indonesia menjadi serakah.

Dalam tatanan kehidupan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila pun tidak berdasarkan keserakahan. Justru sangat menekankan manusia harus berTuhan, bekeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu. Jika Indonesia mendengung-dengungkan indrustrialisasi dan menyambut revolusi industri. Maka, bentuk revolusi industri yang bagaimana yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa Indonesia. Mungkinkah? Atau sekadar ikut-ikutan trend global saja.



Pustaka

Agus Puji Prasetyono, Revolusi Industri Ke-4 dan Integrasinya dalam Tata Kelola Negara, sumber: http://indonews.id/revolusi-industri-ke-4-dan-intergrasinya-dalam-tata-kelola-negara, Jun 2017


Dahlan Iskan, WA RDI Grup, 26 Februari 2018

Luluk Nura Yusfita, Daya Negri Wijaya, 2017, Revolusi Industri Di Inggris Dan Munculnya Kapitalisme Modern, Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Sejarah Program Studi Pendidikan Sejarah

Tujuan Pendidikan Nasional Menurut UU. No 20 Tahun 2003 | Pengertian & Fungsinya



-----------------

Posting Komentar

0 Komentar